Orang Tua Dan Anak Mencari Informasi Cara Merawat Tanaman Yang Ada Di Rumah

Memberikan Sentuhan Fisik Sesering Mungkin

Memberikan sentuhan secara fisik oleh ibu saat anak baru lahir dan akan semakin berkurang seiring anak beranjak dewasa. Padahal sentuhan merupakan kunci dari kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak.

Ketika memberikan sentuhan,cobalah mengelus kepala, menepuk punggung, mencium, hingga memeluk anak, ini sesungguhnya sangat diperlukan bagi anak.

Sebaiknya sempatkan rutinitas ini setiap hari untuk meningkatkan bonding secara emosional. Beberapa sentuhan fisik yang bisa anda berikan antara lain kecup pipi anak sebelum berangkat kerja atau sebelum tidur, memeluk saat membacakan buku, dan mengelus kepalanya saat ia bercerita.

Dampak Negatif Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Efika menjelaskan beberapa dampak yang muncul secara psikologis pada anak yang sering dibandingkan, antara lain menurunkan rasa percaya diri anak, membuat anak menarik dir dari interaksi sosial, hingga menimbulkan persaingan antar saudara.

“Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat mengalami berbagai dampak psikologis. Misalnya, mereka mungkin merasa tidak cukup baik, yang bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Hal ini juga bisa mengurangi rasa harga diri dan keyakinan mereka pada kemampuan sendiri. Jika perbandingan ini terus-menerus terjadi, anak mungkin cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan bahkan dari orang tua mereka. Selain itu, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya persaingan antar saudara kandung.” imbuh Efika.(*)

Baca juga : Orang Tua, Pahami Bentuk Bercanda dengan Anak Secara Tepat dan Tidak!

Menghabiskan Waktu Bersama

Waktu adalah salah satu aspek yang paling berharga dalam memperkuat hubungan dengan anak. Meskipun kesibukan sehari-hari seringkali membuat waktu menjadi terbatas, luangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama-sama. Mulailah dengan kegiatan sederhana seperti bermain game, berjalan-jalan di taman, atau memasak bersama. Kegiatan-kegiatan ini akan menciptakan kenangan indah yang akan bertahan seumur hidup.

Beberapa rekomendasi aktivitas yang bisa kamu lakukan sebagai keluarga pasangan muda adalah piknik di taman. Ajak keluarga untuk piknik di taman lokal. Bawa makanan ringan favorit, mainkan permainan luar ruangan, dan nikmati waktu yang menyenangkan di alam terbuka.

Tetapkan Batasan, Aturan, dan Konsekuensi

Anak-anak membutuhkan aturan dan bimbingan saat ia tumbuh dan belajar tentang dunia di sekitarnya. Cobalah berikan arahan pada anak tentang apa yang Anda harapkan darinya dan pastikan ia memahaminya.

Ketika aturan dilanggar, pastikan untuk menerapkan konsekuensi atau hukuman yang sesuai dengan usia dan konsisten dengan aturan tersebut.

Masih ada banyak cara lain yang bisa orang tua lakukan untuk meningkatkan hubungan emosional dengan anak. Kegiatan ini perlu dilakukan terus-menerus hingga anak dewasa untuk menjaga kedekatan. Tidak perlu banyak, namun pastikan selalu menyempatkan waktu setiap hari bagi anak. Guna meningkatkan hubungan, jangan ragu untuk mengajak anak berdiskusi dalam merancang kegiatan bersama.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan anak baik fisik maupun mentalnya.

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 19 0 R 22 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.4 841.6] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÍksÜ6î»güôqÕ±e‘zg:ž:¯kÒKš‡{77I?ÈYÇëØÞÝnV—ËýÜþ’Ão‰ë͵7síx#‘ € €ÔÉÙf{ý±ÿ°M¾ÿþäl»í?,.çÉ»“óÕúדó¯ëË“WýÕõ²ß^¯–§§ÉÃÇ�’ßš*k«$‡ÿË6+«DVY•4UŽ­îNžÝõW—Uòx•¼>ÔæYÓШw³'éq5{„?Ï҆ߒô¸œ=O»Ù*=ngCzÜÌ6зL…˜õØt›V³i­ã@ð*=®g—iË}s컆>óp3ш%"¡!HÊgøCÔu—Üu– éÌrƒ?I*ÊÙ/Ø‹ƒ®õ ‚Œ?ØDد#’)™…/™˜«Vdõ~ Zàu�­+p¢o£8üš*ZiLgE]$¤rKk±QÍ kÓR¡4FšlnVÛ r@ˆ­Øï[ó#”3Aþ Wa¥Û3lÊñMà�£Ÿ—©(6ã61 |[›®ËšÂb”’ $Ðr ¡�póÃ4ÂìN«rß V"«ôj£Üßâ”ôó26²h³‡šZßv4V:)h¾�ß™¾Z°< O¶Ymº™˜2²Ÿâ.¬ˆ¡ uBi’“W¨./={œäJ%‡¥¯ÝyAJ(ªLh%ü)¦°¢$åvaW1X)F°Ë(lKæÂ~ŽM9¢74b[æYà]GaÛÞ¨á‚ò‡ô¾‰ÁÖ2{’[·YáƒÞÆ@›Ö> Ú… QÙ¶%†y.h,‘íˆÖ¨´:‘u>èYlÍGlÅt¦È»kL…¨CЛ¨,³=• �# Ìc E�‰bObËb•¸‚NîInkÀþƒ­+Š4]ØM4*#¼QÞÀ�†°QÞÚzDÃU4ú*F°Q9t5Ej.l,ª+ój$ß!ι©ö“C)óìN.BîïR²-PÁsaѽÀ z€ügYrñΛ®1pú8 zŠ¤õ0sž×6�QíîF°;¹‘÷pS4¸sÔmcCßgÀò€ÿ¾ä¤MÔÛÖÄã-2µí—˜î�AOYt÷×*¾‡ç¿àã* ‹a…°Û¸ž6¨O°¯ç5lœÀ%Çv<ÔØ&E#v £p„a]6º–º)²j*èðý°AQFŸC)�ˆ’‡õÕ#͜Ѐ’ìºÆÝÃxQŸUç.ìN¦KOª‘@€VƒTš áû>Ï‹üô¸‚ËþžÖú±9•

(Membandingkan anak sering diniatkan untuk memotivasi, padahal memberi efek negatif tanpa disadari. Dok. Cikal)

Apa sebetulnya penyebab orang tua membandingkan anak dan dampak negatif dari membandingkan anak secara jangka panjang? Simak lebih lengkapnya berikut ini!

Baca juga :4 Cara Sekolah Cikal Menjaga Kesehatan Mental Anak Sejak Dini

Informasi Cikal Support Center

Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178

Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal

Narasumber : Efika Fiona Gultom M. Psi., Psikolog, Psikolog Klinis dan Konselor SMP dan SMA Cikal Amri Setu

Editor : Salsabila Fitriana

Penulis : Rahma Yulia

Dilema hubungan Orang Tua dan Anak

U.P. Danny Liangga, S.Kom., M.Pd., DMd

Kehidupan manusia sangatlah kompleks dan tidak jarang muncul permasalahan dari proses kehidupan yang terjadi setiap harinya. Salah satu permasalahan yang dapat terjadi adalah hubungan antara orangtua dan anak di rumah.

Permasalahan yang satu ini cukup pelik, sebab permasalahan ini tidak secara gamblang dapat terlihat dan diketahui sampai orang yang bersangkutan ingin menceritakannya. Beruntung jika orang tersebut menceritakannya, sehingga ada peluang untuk selesainya masalah tersebut dengan diberikan bimbingan dan konseling. Namun masih kita temukan orang-orang yang enggan menyampaikan masalah yang berkaitan dengan hal ini dan memilih untuk menyimpannya sendiri atau bahkan menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri. Permasalahannya tentu apakah hal itu akan selesai dengan baik-baik atau tidak.Jalan menuju selesainya dilema hubungan orang tua dan anak ini telah ada di dalam ajaran Buddha, hanya perlu menyesuaikan penyampaiannya kepada orang yang bermasalah tersebut agar dapat ia pahami dan mengerti, sehingga ia dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikannya.   Beruntung jika bisa diselesaikan dengan baik di kehidupan ini dan akan tidak beruntung jika orang itu menyelesaikannya dengan tidak baik dalam kehidupan ini, sebab dalam agama Buddha dipercayai adanya suatu proses kelahiran kembali (Punarbhava).  Kita meyakini bahwa proses kelahiran kembali sangat ditentukan oleh karma, karena setiap perbuatan yang dilandasi kehendak akan membuahkan hasil atau akibat. Perbuatan baik, akan berbuah baik dan menghasilkan jodoh baik sedangkan perbuatan buruk akan berbuah buruk dan menghasilkan jodoh yang tidak sesuai.

Hal itulah yang menjadi penyebab kita berjodoh dengan orang-orang yang ada bersama kita saat ini, salah satunya adalah sebagai orang tua ataupun anak kita. Tantangannya adalah bagaimana menyelesaikan jodoh yang tidak sesuai agar menjadi sesuai?Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara orang tua dan anak, tidak boleh mencari dan menuduh siapa yang benar dan siapa yang salah. Karena saat mencari siapa benar dan siapa salah, akan mulai timbul kebencian yang amat halus di dalam batin seseorang.  Ragam masalah orang tua dan anak tentu sangat kompleks, hal ini juga dipicu karena adanya komunikasi yang tidak terjalin dengan baik, perbedaan pola pikir orang tua dan anak yang amat jauh dari segi usia, kurangnya mendapat pengertian yang benar dan masih banyak lagi.  Wajar, bahkan sangat wajar sekali akan timbul gesekan dari hal-hal seperti itu dan itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat.

Dari masalah perbedaan pola pikir saja sudah akan timbul banyak masalah, seperti orang tua meyakini bahwa anaknya perlu pulang lebih cepat ke rumah agar tidak terjadi hal-hal buruk, sedangkan anaknya merasa bahwa ada banyak keseruan di luar dan mereka masih perlu menikmatinya sampai puas hingga pulang larut malam. Tentu ada alasan orang tua memiliki pola pikir demikian yang dikarenakan didikan masa kecil, pengalaman hidup dan sebagainya serta masih banyak lagi ragam sebab timbulnya permasalahan dalam hal ini.Ajaran Buddha menawarkan jalan menuju selesainya permasalahan tersebut. Semua orang tua tentu mengharapkan anak yang terbaik hadir dalam kehidupannya dan semua anak mengharapkan memiliki orang tua yang terbaik. Namun sekali lagi, suka ataupun tidak suka kita kepada orang tua atau anak kita, ini semua adalah hasil jodoh pada kehidupan lampau, maka pada kehidupan ini secara alami kita akan menyukai ataupun tidak menyukai mereka.

Orang tua yang mengharapkan anak yang baik tentu akan berupaya agar anaknya sejak lahir terus mendapatkan yang terbaik darinya, diantaranya seperti diberi kasih sayang, diberikan pengertian yang baik, dijauhkan dari tontonan kekerasan atau yang tidak pantas ia tonton, dijaga pergaulannya, diajarkan cara berbakti, diajarkan mandiri, sopan santun serta etika. Sehingga anak ini kelak akan bersikap pantas dan tidak menyusahkan orang tuanya.  Menurut pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli bernama Djaali (2015:128) menyatakan “Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis’’.  Dengan demikian peran orang tua untuk mendapatkan sikap anak yang sesuai, dapat tercapai jika ada program-program baik yang ditanamkan kepada anak itu sejak usia dini.  Sebab kita tidak dapat secara pasrah mengikuti jalan hidup kita begitu saja, artinya ada pemikiran bahwa “Yah, beginilah hidup saya, beginilah anak saya, mau bagaimana lagi?”  Harus diingat bahwa hidup ini adalah sebab dan akibat, jika anda tidak berusaha menciptakan sebab-sebab agar anak anda dapat mandiri dan bersikap baik, maka akibatnya tidak pernah akan terjadi. Kebiasaan itu datang dari proses belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis.Anda ingin anak yang berkebiasaan baik?  Latih dan tanamkan sejak usia dini. Kewajiban orang tua terhadap anak untuk mendidik dan melatih mereka agar menjadi anak yang baik, mengerti sopan satun, tahu etika dan moral serta bisa mandiri, tentu sesuai dengan yang terdapat pada Sigalovada sutta (Digha Nikaya III:189), seperti poin yang berkaitan dengan mencegah anak berbuat jahat, menganjurkan anak berbuat baik & memberikan pendidikan profesional kepada anak.Dari sisi seorang anak memahami orang tua juga muncul banyak sekali dilema. Sebagai seorang pendidik, saya banyak sekali menemui murid-murid sekolah yang datang untuk mencurahkan keluh kesah mereka tentang permasalahannya dengan orang tua mereka di rumah.   Dari hal ini saya menyadari sangat penting peran kita untuk memberikan pengertian yang benar kepada anak-anak terhadap orang tua mereka. Tentu saat mendengar keluh kesah mereka, saya tidak membuat mereka berpikir bahwa semua adalah salah orang tua, tetapi mengajak mereka untuk dapat melihat kebenaran, melihat kenyataan bahwa mereka memang tengah berjodoh dengan orang tua yang demikian dan ini harus dapat mereka terima terlebih dahulu sebagai langkah awalnya.Murid-murid yang datang konseling dengan saya harus saya damaikan dan teduhkan dahulu perasaan mereka, hingga kemudian saat sudah terkendali, dapat mulai saya sisipkan nilai-nilai ajaran Buddha yang dapat mereka praktikkan.  Banyak anak-anak yang terfokus ingin segera merubah orang tua mereka, ingin memiliki orang tua sesuai harapan mereka, sehingga langkah awal yang saya berikan adalah saya ingin agar mereka pertama kali menyadari bahwa mereka mendapat orang tua yang demikian, berjodoh dengan orang tua yang demikian dan hal ini tidak dapat dipungkiri, inilah kenyataannya.  Setelah murid itu mulai dapat menerima kenyataan, kita mulai dapat menyisipkan langkah-langkah yang dapat mereka lakukan kepada orang tuanya.Seyogianya memang akan sulit jika anak-anak berusaha mengubah orang tua mereka, atau bahkan untuk sekedar memberi nasehat kepada orang tuanya, apalagi kepada orang tua yang pada dasarnya tidak mendalami ajaran Buddha. Berjodoh lahir sebagai anak dari orang tua tertentu adalah buah karma masa lampau yang diwarisi, baik atau buruk itu pula yang harus diterima.  Tentu ada hutang-hutang masa lampau yang harus dilunasi dan ada buah tindakan-tindakan masa lampau yang buruk sehingga harus kembali berjumpa dan melunasinya.

Cara yang dapat dilakukan anak-anak yang berjodoh dengan orang tua yang dirasa kurang sesuai dengannya adalah dengan berbuat banyak kebajikan, membaca paritta, melafal nama Buddha dan kemudian melimpahkannya kepada orang tua dengan harapan agar terjadi kesesuaian, keharmonisan dalam menjalin hubungan antara orang tua dan anak.  Sebab sangat perlu adanya pemurnian diri seseorang dari hal-hal buruk salah satunya adalah dengan metode melafal nama Buddha dan mantra seperti yang disampaikan oleh Yang Arya Shantideva seorang cendekiawan Buddhis yang berasal dari India pada abad ke-8, memaparkan daftar enam perbuatan spesifik untuk memurnikan karma buruk, diantaranya adalah melafalkan nama Tathagatha (Buddha) dan melafalkan mantra atau dharani.   Kuncinya, perlu disampaikan kepada mereka bahwa jangan menyelesaikan masalah dengan masalah, misalnya jika ada orang tua yang marah-marah janganlah dibalas dengan marah-marah juga, karena itu akan semakin membuat permasalahan menjadi rumit dan sulit.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang tua telah mengenal ajaran Buddha dengan baik, oleh karena itu sebagai anak yang telah mengenal ajaran Buddha, perlu dapat memahami dan mendalami ajaran Buddha yang menuntun kepada perdamaian dan dapat menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Sehingga mereka tidak menyelesaikan masalah secara keliru, yang keluar dari kebijaksanaan.  Watak keras orang tua harus dihadapi dengan kesabaran, cinta kasih, dan berusaha mengikis jodoh buruknya dengan pelimpahan jasa setelah melakukan kebajikan.  Hal ini pasti akan memperlihatkan hasil yang baik suatu hari nanti.  Ini telah penulis lakukan dan alami sendiri sebagai seorang praktisi dan pendidik agama Buddha. Tapi harus diakui, perlu kesabaran dan ada banyak tantangan. Oleh karena itu penulis merasa sangat penting untuk menyampaikan persoalan ini melalui tulisan, yang ditujukan kepada orang tua dan anak.

Dan sekali lagi penulis tekankan, bahwa ini bukan tentang mencari siapa yang benar dan salah, melainkan untuk melihat kenyataan dan bagaimana agar bisa lebih baik lagi ke depannya. Harapan penulis dengan artikel ini, dapat membantu hubungan orang tua dan anak yang tadinya tidak baik menjadi baik, yang tadinya tidak harmonis menjadi harmonis, yang tadinya tidak bersatu menjadi bersatu.

Semoga Dharma dan kebaikan serta kebahagiaan akan menyebar ke seluruh penjuru.  Semoga keberkahan ada pada kita semua dan semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Djaali, 2015, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Digha Nikaya (III:189)

Oleh MC KAB SUMENEP, Kamis, 5 September 2019 | 04:07 WIB - Redaktur: Tobari - 1K

Sumenep, InfoPublik - Hubungan hangat antara orang tua dan anak sangat penting untuk membentuk keharmonisan dalam keluarga, sehingga kepedulian dan perhatian kepada anak menjadi kebutuhan utama.

Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si, mengatakan, keharmonisan orang tua dan anak bersumber dari hubungan nyata sehari-hari dalam keluarga, seperti wujud kasih sayang setiap saat kepada anaknya.

“Contoh kecil dari kasih sayang itu, apa yang kita lakukan ketika bangun tidur, mencium anak atau justru mencari telepon genggam (HP), dan lebih lama mencium anak dari pada memegang HP,” tegasnya pada Lomba Keharmonisan Orang tua dan Anak tahun 2019, di Hotel Utami, Rabu (4/9/2019).

Selain itu menurut Bupati dua periode ini, orang tua menjadi pendengar yang baik saat berkomunikasi dengan anak, terutama ketika si buah hati bercerita atau berbicara jangan sampai merespon pembicaraan anaknya dengan pertanyaan yang tertutup, menyalahkan atau menggurui.

“Sebagai orang tua jangan bertanya seperti mengintrogasi agar anak lebih terbuka dan memaksa, sehingga komunikasi berjalan lancar. Misalnya orang tua jangan langsung menyalahkan anaknya kalau menceritakan dirinya bertengkar di sekolah, namun berilah anak waktu untuk bercerita kronologis kejadiannya,” ujarnya

Ia mengungkapkan, orang tua juga harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan anak, untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan menunjukkan perhatiannya.

Orang tua jangan sampai mengganti kehadiran bersama anaknya dengan materi lainnya, semisal orang tua tidak bisa hadir pada acara penting anaknya, dengan membelikan barang atau sesuatu kebutuhan lainnya.

“Termasuk orang tua harus bisa menahan emosi manakala ada permasalahan saat bertemu dengan anak waktu berkomunikasi, jangan melimpahkan kemarahan kepada anak,” tandas Bupati.

Sementara Ketua II TP PKK Kabupaten Sumenep, Khusnol Khotimah berharap, keharmonisan keluraga antara orang tua dan anak tidak hanya saat perlombaan saja, melainkan terimplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

“Keharmonisan keluarga berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang anak, baik fisik dan kejiwaan sekaligus karakter dan sikap anak. Untuk itu menanamkan budi pekerti tugas bersama guna mencetak anak berkualitas,” katanya. ( Yasik/Fer/toeb)

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id

Download the free Kindle app and start reading Kindle books instantly on your smartphone, tablet, or computer - no Kindle device required.

Read instantly on your browser with Kindle for Web.

Cara memperkuat hubungan dengan anak sebenarnya tidak sulit. Orang tua bisa memulainya dengan meluangkan waktu untuk bermain dan berbincang dari hati ke hati bersama mereka. Terutama bagi orang tua yang sibuk oleh pekerjaan setiap harinya dan anak yang disibukkan dengan berbagai tugas atau aktivitas sekolahnya.

Hubungan antara orang tua dan anak merupakan inti dari kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Memperkuat ikatan ini bukan hanya penting untuk perkembangan anak, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan positif. Bagi pasangan muda, membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak mereka dapat menjadi sebuah tantangan, terutama di tengah-tengah kesibukan dan tekanan kehidupan modern.

Meskipun tantangan-tantangan ini mungkin terasa menakutkan, penting untuk diingat bahwa memperkuat hubungan orang tua-anak adalah investasi jangka panjang yang bernilai. Dengan komitmen, kesabaran, dan kerjasama, pasangan muda dapat mengatasi hambatan-hambatan ini dan menciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan harmoni. Berikut adalah lima langkah sederhana yang bisa membantu kamu dan pasangan memperkuat hubungan dengan anak!

Mendengarkan Cerita Anak tanpa Menghakimi

Saat anak mengalami masalah, terkadang ia ragu untuk mengungkapkannya kepada orang tua karena merasa takut dihakimi atau mungkin dimarahi.

Daripada memperlakukannya dengan cara demikian, cobalah untuk mendengarkan semua curahan hati anak tanpa menyela sampai selesai. Setelahnya tanyakan apa yang sedang ia rasakan dan bantulah untuk menyelesaikannya. Keterbukaan seperti ini akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap erat meskipun masing-masing memiliki kesibukan.

Jadwalkan Waktu Khusus

Selain menghabiskan waktu bersama-sama, penting juga untuk meluangkan waktu khusus dengan setiap anak secara individu. Dengan cara ini, kamu dapat lebih mendalami minat, kebutuhan, dan kepribadian masing-masing anak. Kamu jadi lebih memahami dan mendukung perkembangan mereka secara individual. Hal ini juga menunjukkan kepada anak bahwa mereka dihargai sebagai individu dan dicintai secara pribadi oleh orang tua mereka.

Cara yang bisa kamu lakukan adalah tentukan waktu khusus dengan setiap anak dalam jadwal mingguan atau bulanan. Hal ini dapat berupa waktu bersantai di sore hari atau hari tertentu dalam seminggu yang dihabiskan bersama anak.

Berbicara dengan Empati

Komunikasi yang efektif merupakan kunci untuk memperkuat hubungan dengan anak-anak. Berbicaralah dengan empati dan sikap terbuka. Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara, dan berikan dukungan serta pemahaman. Jangan ragu untuk membicarakan perasaan dan pengalamanmu dengan anak-anak, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi denganmu. Setelah anak selesai berbicara, praktikkan refleksi dengan mengulang kembali apa yang mereka katakan. Hindari menilai atau mengkritik perasaan atau pengalaman anak. Biarkan mereka merasa bahwa perasaan mereka dihargai dan diterima.

Meskipun sering kali menjadi tantangan bagi pasangan muda, menetapkan batasan yang jelas dan konsisten adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik dan memastikan pertumbuhan yang positif bagi anak-anak.

Ajarkan anak tentang batasan dan konsekuensinya secara jelas dan konsisten. Berikan penjelasan yang sederhana dan jujur tentang mengapa batasan tersebut penting. Walaupun batasan itu penting, berikan anak pilihan dalam hal-hal yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Memperkuat hubungan dengan anak dan orang tua dapat dilakukan dengan beberapa cara yang sederhana namun bermakna seperti yang sudah dijelaskan dalam artikel ini. Namun, yang tak kalah penting dalam keharmonisan adalah proteksi dini untuk masa depan keluarga, terutama si Kecil. Bagi pasangan muda yang ingin memberikan perlindungan terbaik, tidak perlu khawatir lagi karena BCA Life hadir sebagai solusi asuransi kesehatan yang mudah dan terpercaya.

BCA Life menawarkan berbagai produk dan layanan komprehensif dengan proses klaim yang cepat dan mudah. Selain itu, kini tersedia aplikasi NOW by BCA Life dengan berbagai fitur unggulan, salah satunya kemudahan klaim dalam satu klik. Anda bisa mengakses fitur "Akses Polis" atau "Klaim Rawat Inap" dengan mudah melalui fitur "Ajukan Klaim". Mari rasakan manfaat kemudahan klaim bersama BCA Life!

Meluangkan Waktu Bersama Anak

Sering meluangkan waktu untuk anak merupakan kunci dari hubungan emosional yang lebih dekat. Waktu bersama keluarga yang penuh keceriaan akan menjadi kenangan yang menyenangkan akan terus melekat di ingatan anak.

Meskipun waktu yang Anda habiskan setiap harinya hanya sedikit karena pekerjaan yang padat, anak akan tetap merasa selalu diperhatikan oleh orang tuanya.

Cobalah sempatkan untuk menemaninya belajar atau menyelesaikan tugas bersama meskipun sebentar. Cara lainnya mungkin memanfaatkan waktu setelah mandi saat menggunakan popok, pakaian, dan bedak dengan mengajaknya bercanda.

Belajar Minta Maaf

Setiap orang tua pasti pernah melakukan kesalahan. Penting untuk mengajarkan kepada anak bahwa orang tua juga manusia yang bisa salah. Jika melakukan kesalahan, belajarlah untuk meminta maaf kepada anak. Hal ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesopanan dan tanggung jawab, tetapi juga memperkuat hubungan kepercayaan antara kamu dan anak.

Pastikan kamu bisa jadi contoh yang baik. Orang tua adalah model utama bagi anak-anak mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mempraktikkan perilaku meminta maaf secara konsisten. Setelah meminta maaf, berikan waktu untuk berbicara dengan anak tentang perasaan mereka. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berusaha untuk memahami perspektif mereka.